Muhammad bin al-Munkadir (130 H) menangis panjang hingga keluarganya
khawatir. Mereka bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia tidak
menjawab dan tetap menangis. Kemudian, keluarganya mengirim utusan
kepada Abu Hazim (135 H) untuk menanyakannya.
Abu Hazim
datang dan mendapati al-Munkadir sedang menangis. Abu Hazim bertanya
kepadanya, “Wahai saudaraku, apa yang menyebabkanmu menangis? Sungguh,
engkau telah membuat keluargamu khawatir?”
Muhamamd bin
al-Munkadir menjawab, “Sesungguhnya aku telah merenungi sebuah ayat dari
Alquran.” Abu Hazim bertanya lagi, “Ayat apakah itu?”
Ia
menjawab, “Firman Allah Azza wa Jalla, ‘Dan sekiranya orang-orang yang
zalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak
itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari
siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan, tampaklah bagi mereka azab dari
Allah yang belum pernah mereka perkirakan.’” (QS az-Zumar: 47).
Abu
Hazim menangis juga dan tangisan mereka berdua semakin keras. Keluarga
Ibnu al-Munkadir berkata kepada Abu Hazim, “Kami membawamu agar
menghentikan tangisannya, tetapi engkau justru malah menambahnya
menangis.” Abu Hazim menceritakan kepada mereka apa yang menyebabkan
beliau berdua menangis.
Kisah di atas merupakan petikan
khotbah Jumat yang disampaikan oleh Syekh Syakir al-Hudzaifi di sebuah
masjid di Jeddah, Arab Saudi. Semoga Allah melembutkan hati kami yang
keras dan gersang agar dapat menangis saat membaca Alquran dan
mengamalkannya.
Setelah saya kembali ke kantor Jeddah
Dakwah Center, saya membaca tulisan ahli ilmu tentang ayat di atas.
Berikut ini intisarinya. Menyekutukan Allah merupakan kezaliman yang
sangat besar.
Ketika seseorang menganggap ada kekuatan
lain yang lebih kuat dari Allah, ia akan tunduk dan menjadi budaknya.
Ia jatuh ke dalam kesyirikan karena ia taat dan menganggap kekuatan
lain itulah yang dapat memberinya manfaat dan menghindarkannya dari
segala kerugian.
Ketika Anda menzalimi pihak lain,
hakikatnya Anda telah menzalimi diri sendiri. Orang zalim bukanlah
orang yang cerdas karena dia lupa bahwa orang yang dizalimi memiliki
Allah yang akan membalas, cepat atau lambat, di dunia sebelum di
akhirat.
Manusia siap menebus dan membayar ratusan juta
atau bahkan miliaran rupiah agar ia dapat sembuh dari penyakit ginjal,
jantung, kanker, dan lainnya.
Di akhirat, manusia ingin
menebus dengan dua kali lipat dari semua kekayaan yang ada di dunia
agar ia terhindar dari siksa neraka! Ini menunjukkan siksa yang sangat
pedih di mana manusia tidak tahan menerimanya. Semoga Allah melindungi
kita dari siksa neraka.
Dr Muhammad Ratib an-Nabulsi
berkata, “Seorang meyakini suatu ideologi atau keyakinan yang ia bela
dan perjuangkan selama 50 tahun, misalnya, kemudian suatu saat ia
menyadari bahwa itu ideologi batil, jiwanya akan terguncang.
Orang-orang yang zalim akan terguncang pada hari kiamat.”
Ya
Allah, jadikan kami sebagai orang-orang yang takut kepada-Mu. Imam
Mujahid (101 H) berujar, “Mereka melakukan amalan yang mereka anggap
baik, ternyata amal buruk.”
Imam Assuddi (127 H) berkata,
“Mereka melakukan amal buruk dan berharap bertobat, kemudian kematian
datang terlebih dahulu sebelum bertobat.
Atau, mereka menganggap
Allah akan mengampuninya meskipun tidak bertobat dengan amal saleh yang
akan menghapus dosanya atau dengan syafaat, ternyata Allah tidak
ampuni dosa mereka.” Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar