Di antara istri-istri Nabi SAW maka Siti Khadijah lah yang terdekat dalam hal Nasab (silsilah) dengan beliau. Nasab mereka juga bertemu, khususnya pada Qushai.
Berikut silsilahnya;
Nabi Muhammad SAW ;
-> Ahmad (Muhammad SAW) bin Abdullah bin Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah
-> Ahmad (Muhammad SAW) bin Abdullah bin Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah
Siti Khadijah ;
-> Siti Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul `Uzza bin Qushai.
-> Siti Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul `Uzza bin Qushai.
Siti Khadijah adalah seorang janda keturunan bangsawan Quraisy. Ini
terjadi karena ia telah dua kali menikah, yang pertama dengan `Atieq
al-Makhzumy seorang laki-laki yang masih tergolong keluarga bangsawan
Quraisy. Pernikahan dengan `Atieq ini berlangsung cukup lama namun hanya
menurunkan seorang putri yang bernama Hindun karena `Atieq sendiri
meninggal dunia.
Kedua, Siti Khadijah menikah lagi dengan seorang yang masih tergolong
bangsawan Quraisy. Dia adalah Nabbasy bin Zurarah. Perkawinan kedua ini
menurunkan seorang putra bernama Halal dan seorang putri yang bernama
Hindun. Perkawinan kedua ini tidak berlangsung lama karena Nabbasy juga
akhirnya meninggal dunia sehingga untuk yang kedua kalinya Siti Khadijah
harus menjanda.
Siti Khadijah mempunyai pribadi yang luhur dan akhlak yang mulia.
Dalam kehidupannya sehari-hari, maka ia senantiasa memelihara kesucian
dan martabat dirinya. Ia jauhi adat istiadat yang tidak senonoh dari
kaum wanita Arab Jahiliyah, sehingga oleh penduduk Makkah ia diberi
gelar At-Thahirah.
Siti Khadijah adalah seorang wanita yang tajam pikirannya dengan
bukti bahwa ia pernah menerjemahkan dan menyalin kitab Injil dari bahasa
Ibrani ke bahasa Arab. Ia lapang dada, kuat hikmahnya dan tinggi
cita-citanya dengan bukti bahwa dialah yang sangat mendorong suaminya
(Nabi Muhammad SAW) untuk mencari hakekat kebaikan dan kebenaran yang
mutlak dengan bertafakur, dan bertahannuts di dalam gua Hira`.
Siti Khadijah juga suka menolong mereka yang hidup dalam kekurangan
dan sangat penyantun kepada orang lemah. Disamping itu beliau juga
pandai dalam berdagang. Perdagangannya tidak dikerjakan sendiri
melainkan dibawa oleh beberapa orang kepercayaan atau orang-orang yang
sengaja mengambil upah untuk membawakan dagangannya ke negeri Syam dan
negeri-negeri lain di sekitar Jazirah Arab. Perdagangannya sangat maju,
sehingga ia terhitung sebagai seorang wanita yang kaya raya
(konglomerat) namun sangat dermawan dalam masyarakat Quraiys.
Meskipun Khadijah telah dua kali menjanda dan memiliki anak, tetapi
banyak lelaki yang meminangnya untuk dijadikan istri. Namun semua
lamaran itu ia tolak dengan nada yang santun dan halus, sehingga semua
mereka yang mendapatkan penolakan tidak merasa tersinggung dan terhina.
Demikianlah sekelumit pribadi dari seorang Siti Khadijah yang
akhirnya terpilih sebagai pendamping hidup Rasulullah Muhammad SAW dalam
upaya memperbaiki akhlak kaumnya yang telah bergelimang lumpur
kesesatan dan kehinaan ke derajat kemuliaan dan kebahagiaan dunia dan
akherat.
Peranan Siti Khadijah bagi suaminya dan Islam
Dapat disimpulkan selain sebagai seorang istri yang patuh dan setia kepada suaminya, maka Siti Khadijah memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan Rasulullah SAW. Beliau memiliki peran di saat menjelang/sebelum, saat menerima wahyu pertama dan pengangkatan sebagai utusan Allah SWT dan selama masa kenabian. Diantaranya adalah sebagai berikut;
Dapat disimpulkan selain sebagai seorang istri yang patuh dan setia kepada suaminya, maka Siti Khadijah memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan Rasulullah SAW. Beliau memiliki peran di saat menjelang/sebelum, saat menerima wahyu pertama dan pengangkatan sebagai utusan Allah SWT dan selama masa kenabian. Diantaranya adalah sebagai berikut;
- Siti Khadijah kenal benar akan jiwa, pribadi serta akhlak suaminya sejak kecil bahkan hingga dewasa dan kemudian menjadi suaminya. Dimana ia tidak suka dengan adat istiadat kaumnya yang menyembah berhala, demikian juga ia sangat benci kegemaran kaumnya yang senang meminum Khamar, berzina dan perbuatan-perbuatan yang di luar perikemanusiaan, seperti mengubur hidup-hidup anak bayi perempuan mereka sendiri karena malu, takut sial dan miskin.
- Siti Khadijah memberi suaminya kesempatan dan keleluasaan yang sebesar-besarnya untuk memasuki kehidupan berpikir dan alam Nafsani untuk mencari hakekat yang benar dan mutlak. Suaminya diberi dorongan semangat agar terus mencari hakikat yang benar, baik dan mutlak itu dengan tidak dibebani persoalan-persoalan rumah tangga dan untuk membantu melancarkan roda perdagangan karena semuanya telah di urus oleh Siti Khadijah. Dan ketika suaminya bertafakur dan bertahannuts di gua Hira`, maka dialah yang menyediakan segala macam perbekalan untuk tinggal beberapa waktu di sana.
- Siti Khadijah senantiasa menyakinkan suaminya ketika sang suami dalam keraguan dan kebimbangan menghadapi kejadian-kejadian yang dilihatnya dalam tidur (mimpi yang benar). Beliau berkata kepada Rasulullah SAW bahwa dengan akhlaknya yang mulia dan tidak pernah berdusta atau menyakit hati orang lain mustahil ia di ganggu oleh jin dan syaitan.
- Setika suaminya dalam kegelisahan dan kebingungan setelah menerima wahyu yang pertama, Siti Khadijah menghibur dan menyakinkan hati suaminya bahwa ia akan menjadi Nabi dan akan mengangkat tinggi derajat kaumnya.
- Ketika suaminya menerima wahyu yang kedua berisi perintah menyuruh mulai bekerja dan berjuang menyiarkan agama Allah dan mengajak kaumnya kepada agama tauhid, Siti Khadijah adalah orang pertama yang percaya bahwa suaminya adalah Rasulullah dan kemudian ia menyatakan ke Islamannya tanpa ragu-ragu dan bimbang sedikitpun.
Begitulah sekelumit peranan dari Siti Khadijah sebagai istri dan
wanita pilihan yang memang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam
Qadar-Nya. Ia memiliki andil yang sangat besar dalam usaha suaminya
untuk menyeru dan mengajak kaumnya kepada agama tauhid dan meninggalkan
agama berhala serta adat istiadat jahiliyah yang sesat.
Semoga akan terus ada Khadijah-Khadijah lain di masa kita menjalani hidup dan kehidupan sekarang ini. Amiin.
Sumber tulisan:
Jakarta, I Maret 1971. Al-Qur`an dan Terjemahnya. (dari; Khadim al-Haraman Asy Syarifan (pelayan kedua tanah suci) Raja Fadh Ibn `Abd al-Aziz al-Sa`ud)
Jakarta, I Maret 1971. Al-Qur`an dan Terjemahnya. (dari; Khadim al-Haraman Asy Syarifan (pelayan kedua tanah suci) Raja Fadh Ibn `Abd al-Aziz al-Sa`ud)
0 komentar:
Posting Komentar