Lelah, terus saja cabik aku agar perlahan aku lenyap tanpa berbekas
Lelah, terus saja selimuti aku agar kelamaan aku lebur dalam gelap
Tidak
tahu kah? Menjadi aku sangat lelah menyimpan gertakan dalam diam
seperti air mendidih tanpa uap terkurung dalam rongsokan teko
Enyah saja bersama lelahku !
Sampai hilang !
Remuk dan pergi
Hanya lelah saja, biarkan tetap begini
Kau tahu lelah..???
Mentari
senja malu-malu menatap ilalang dari balik awan putih, biru dan hitam
sesekali cahayanya mendekat tak puas menatap ilalang dari kejauhan.
Ilalang senyum terkulum berharap mentari tidak malu-malu pada para
Pandawa langit yang menjemput mentari menuju peraduan cinta bersama
malam.
Ilalang tak mengeluh meski mentari pergi dan
bercerita cinta bersama malam sesekali ilalang tertunduk dibawah tapak
kaki-kaki mungil dengan segala kekuatan jiwa, illang bangkit tanpa
mengeluh dan masih tersenyum.
Ilalang lahir diantara kering tanah liar mencakar tanah, berlari dalam gelap gulita
Ilalang tak mengeluh, bernyanyi dan menari bersama angin
Ilalang selalu tersenyum, bangkit dan berjuang
Ilalang tak mengeluh meski pisau-pisau tajam memakannya di datar tanah kering
Ilalang bangkit dan lahir kembali dikering tanah liar.
Berkelana terbang bersama angin
Ilalang menghijau, kuning dan mongering
Ilalang selalu berkata, makanlah akarku dan kau akan bahagia
Illang tak mengeluh di malam yang begitu dingin
Ilalang berpeluk tersenyum dan terus berjuang
Sejenak semut kecil berteduh di bawah rindang ilalang
Jiwaku terbang terbawa semangat ilalang
Tak mengeluh, tak menyerah dan terus berjuang
Ilalang tak ingin mati. Ilalang ingin terus bangkit tumbuh dan tersenyum
Biarkanlah cinta mentari pergi bersama malam
Biarkanlah jejak-jejak itu menapak diatasmu
Biarkanlah pisau-pisau itu menyayatmu
Tapi ilalang tak pernah mengeluh
Karena ilalang lahir untuk terus berjuang dan tersenyum
Biarkan ilalang menjadi ibu bagi jiwaku
Pisau dan belati membelah menyayat
Tapi ilalang tak mengeluh
Karena ilalang selalu kuat dan berjuang
0 komentar:
Posting Komentar