Berdirinya Asrama
Al firdaus merupakan jawaban pesantren atas harapan masyarakat akan
terciptanya santri multi guna. Di jaman yang semakin maju ini masyarakat
menginginkan model pendidikan yang di satu sisi mengajarkan
nilai-Islam, yang meliputi kajian Al Qur'an dan Hadist dalam segala
manifestasinya meliputi akhlaq, budi pekerti, bahasa arab dan sejarah
peradaban Islam. Di sisi yang lain masyarakat juga mengharapkan putra
putrinya mendapat pendidikan umum yang layak meliputi kemampuan sains
dan teknologi. Kemampuan live skill yang cukup, dalam hal ini di wakili
oleh bahasa inggris dan keterampilan.
Pesantren
sebagai lembaga pendidikan yang tidak prevesif dan radikal. Tetapi
lembaga pendidikan yang memiliki ciri-ciri dan watak luhur, dekat dengan
masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat. Maka pesantren membuka
diri terhadap perubahan yang bersifat membangun sebagaimana kaidah yang
menjadi pedoman pesantren "Al Muhafadotu Alal Qodimis Solih Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah"
menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil perubahan baru yang lebih
baik. Pesantren sebagai lembaga tertua di indonesia memiliki latar
belakang historis yang mengesankan di hati masyarakat. Tradisi pesantren
yang positif harus tetap lestari dan terus di lestarikan. Tradisi
sorogan kitab kuning, balahan kitab, pembacaan al barjanji, yasin tahlil
dan manaqib merupakan tradisi yang mesti di lestarikan sepanjang masa.
Tradisi itu merupakan khazanah kekayaan pesantren yang tidak di miliki
oleh lembaga pendidikan manapun di dunia ini.
Pondok
pesantren Raudlatut Thalabah di dirikan oleh almarhum almaghfurlah KH.
Badril munir pada tahun 1955. Pondok Pesantren Roudlatut Thalabah di
dirikan sebagai jawaban atas kehausan masyarakat Banyuwangi pada umumnya
dan Setail khususnya akan bimbingan dan petunjuk dari Ulama'.
Perkembangan pesantren pada periode berikutnya menunjukkan hasil yang
menggembirakan di tandai dengan banyaknya orangtua yang mempercayakan
pendidikan putra putrinya di Pondok Pesantren Raudlatut Thalabah Setail.
Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan pondok Setail sangat di butuhkan
oleh masyarakat.
Latar
belakang di atas menantang pengasuh dan pengelola Pondok Pesantren
Raudlatut Thalabah untuk terus berbenah diri. Maka, untuk menjawab dan
memenuhi permintaan masyarakat, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut
Thalabah sepakat untuk mendirikan asrama yang khusus di tempati oleh
santri yang sekolah di pendidikan formal antara lain; MTsN Genteng, SMK
17 Agustus 1945 Genteng, SMP Hadi Wijaya, SMA Hadi Wijaya, SMA Negeri 1
Genteng, MAN 1 Genteng, SMA 2 Genteng, STM Muhammadiyah Genteng dan MI
Raudlatut Thalabah.
Secara
psikologis dan kejiwaan pengelolaan santri yang juga sekolah di
pendidikan formal memerlukan perhatian dan bimbingan yang lebih
intensif. Maka pengasuh dan pengelola Pondok Pesantren Raudlatut
Thalabah sepakat mendirikan asrama yang di beri nama asrama AL FIRDAUS
atau The Islamic Boarding School Of Al Firdaus tapi kami lebih familiar
di sebut queenalfirdaus. Asrama Al Firdaus merupakan bagian yang
terpisahkan dari pondok pesantren Raudlatut Thalabah. Tantangan asrama
al Firdaus kedepan adalah bagaimana menciptakan santri yang paham nilai
nilai agama dan pengamalannya dalam kehidupan sehari hari di satu sisi
tetapi juga berprestasi di sekolah masing masing. Di harapkan akan
tercipta santri yang mampu menyeimbangkan diri antara kebutuhan duniawi
dan ukhrowi.
0 komentar:
Posting Komentar