Bagaimanakah Cara yang efektif agar
hati kita hadir dan khusyuk ketika membaca atau tilawah Al Quran? Karena
meskipun kita sudah berusaha untuk khusyuk, kenyataannya sangat sulit
untuk dilakukan.
Cinta kepada
Al-Quran adalah kunci utama untuk dapat mentadaburi Al-Quran, karena
cinta itu tidak akan lepas dengan masalah hati. Dan hati itu adalah satu
'perangkat' yang memiliki hubungan yang erat untuk bisa memahami
Al-Quran. Hati kita ada di dalam genggaman Allah SWT, hanya Dia yang
Maha mampu membolak-balikan hati kita. Karena kita sebagai hamba-Nya
sangat membutuhkan hidayah dan bimbingan-Nya agar Dia membukakan hati
kita ini untuk bisa 'menyantap' nikmatnya hidangan Al-Quran ini.
Kemudian kita juga harus
menyadari, untuk apa kita membaca Al-Quran? Oleh karenanya saat membaca
Al-Quran, usahakan hati kita ini hadir saat membacanya. Namun bagaimana
kita dapat khusyu’ dan dapat mentadaburi Kalamullah ini?Mari sama-sama
kita meperhatikan kalimat berikut :
“Bacalah Al-Quran, seakan-akan dia diturunkan kepadamu”.
Ungkapan ini bukan hadits
Rasulullah SAW apalagi Firman Allah SWT, ini hanyalah sebuah ungkapan
manusia biasa seperti kita juga. Satu ungkapan yang keluar dari mulut
seorang ayah kepada anaknya. Ungkapan yang mampu memberikan kesan
mendalam di hati sang anak tercinta.
Saat tilawah atau membaca
Al-Quran, kita harus berusaha merasakan bahwa diri kita sedang diajak
berbicara oleh Allah SWT melalui ayat-ayat-Nya yang tertulis di dalam
mushaf. Usahakan saat kita membaca ayat-ayat Al-Quran bahwa hanya untuk
kitalah ayat-ayat itu di tujukan sehingga ketika kita melalui ayat-ayat
rahmat dan kenikmatan kita berdoa kepada Allah agar mendapatkannya. Dan
apabila kita membaca aya-ayat azab dan keburukan kita berdoa kepada
Allah SWT agar kita dihindarkan darinya.
Saudaraku yang dirahmati Allah
SWT, membaca Al-Quran dengan penuh khusyu’ dan tadabbur sangat
dianjurkan sekali oleh Allah SWT, bahkan bagi orang yang tidak
mentadaburi Al-Quran disebut sebagai orang yang tertutup (terkunci)
hatinya.Perhatikan firman Allah SWT berikut :
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوْبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quraan ataukah hati mereka terkunci?”. (Q.S. Muhammad/48 : 24)
Bagaimana memahami makna
tadabbur yang benar? Tadabbur adalah memikirkan dan memperhatikan
ayat-ayat Al-Quran dengan tujuan agar kita dapat memahami maknanya,
hikmah-hikmahnya dan maksud yang terkandung di dalamnya. Menurut salah
seorang ulama, tadabbur juga memiliki arti mengamalkan, karena amal
adalah buah dari tadabbur itu sendiri.
Ali bin Abu Thalib RA berkata : “Wahai
pembawa risalah Al-Quran, wahai pembawa ilmu..beramal lah kalian;
karena yang disebut orang berilmu adalah orang yang mengamalkan
ilmunya”
Al-hasan Al-Bashri berkaya : “Tidak dikatakan mentadabburi ayat-ayat-Nya kecuali dengan mengikutinya (untuk diamalkan)”.
Selain meperhatikan
adab-adab dalam membaca Al-Quran dan penjelasan di atas, juga ada
beberapa hal yang harus diperhatikan agar hati kita hadir saat membaca
Al-Quran, agar kita khusyu’ saat 'menyantap' ni’matnya hidangan Al-Quran
:
Pertama :
Bacaan yang baik dan benar, apa bila kita mampu membaca Al-Quran dengan
baik dan benar, maka beruntunglah kita; karena yang demikian itu akan
dapat membantu kita khusu’ saat tilawah.
Kedua : Memahami
ayat yang kita baca. Diantara yang dapat membantu untuk bisa khusyu’
adalah memahami ayat yang kita baca. Untuk bisa faham ayat yang kita
baca, bagi kita yang memiliki kemampuan Bahasa Arab dengan baik, maka
kita bisa merujuk kepada kitab-kitab tafsir, terutama yang disusun
secara ringkas, agar kita dapat faham walaupun hanya secara global saja.
lalu, bagaimana bagi kita yang belum menguasai Bahasa Arab?, ada banyak
cara untuk bisa faham isi atau kandunga ayat-ayat yang kita baca.
Diantaranya dengan menggunakan Mushaf terjemahan.
Ketiga : Mengulang-ulang
ayat yang sedang dibaca, baik itu ayat-ayat azab atau ayat ni’mat.
Usahakan memahami makna ayat yang dibaca, kalau belum mamahami Bahasa
Arab dengan baik, bisa dengan melihat terjemahan Al-Quran. Sehingga
setiap kali kita membaca ayat Al-Quran kita bisa langsung dapat
memahaminya. Ketika kita memahami ayat yang kita baca maka ini akan
menambahkan kekhusyu'an kita.
Secara pribadi, saya tidak ingin
menganjurkan Anda atau saya tidak pernah menganjurkan siapapun untuk
belajar belajar menerjemahkan Al-Quran. Justeru saya menganjurkan murid
dan teman-teman saya agar serius dan bersungguh-sungguh untuk belajar
Bahasa Arab, baik secara intensif atau pun non intensif. Yang penting
belajarnya berjalan secara rutin terus menerus. karena ketika kita sudah
mampu berbahasa Arab dengan baik, selain bisa memahami Al-Quran, Anda
juga bisa membaca kitab-kitab hadits dan literaratur Islam lainnya yang
berbahasa Arab yang sampai saat ini menjadi rujukan para ulama di
seluruh dunia. Namun kalau anda belajar menterjemahkan Al-Quran dengan
tidak memiliki bekal bahasa arab yang cukup, maka saya khawatir akan
banyak jatuh dalam kesalahan saat memahami isi Al-Quran.
Keempat : Membaca
Al-Quran dengan tartil, yaitu membacanya tidak terburu-buru, karena
yang dituntut dalam membaca Al-Quran bukan saja banyaknya ayat yang kita
baca, akan tatapi juga kualitas pemahaman terhadap Al-Quran. Dengan
membaca Al-Quran secara tartil, maka kita akan mempu membacanya dengan
khusyu’ dan akan dapat membantu kita dalam memahami ayat yang kita
baca.
Kelima : Usahakan
membacanya dengan suara yang jahar, keras, tapi tidak membuat orang
disekeliling kita terganggu. Karena selain menambah kekhusyu’an saat
menjaharkan tilawah Al-Quran, orang yang mendengarkan juga akan ikut
mendapatkan pahala mendengar bacaan Al-Quran. Tentunya kita harus
melepaskan diri kita dari sifat riya dan sum’ah saat membaca Al-Quran.
Dengan demikian, kalau kita
dapat melaksanakan semua yang telah kita sebutkan di atas, insya Allah
kita akan dapat membaca Al-Quran dengan penuh khusyu’ dan tadabbur.
Mampu menyentuh dan menggetarkan hati kita yang membacanya dan hati
orang yang mendengarnya.
Dengan khusyu’ inilah yang
diinginkan dari kita saat membaca Al-Quran. Namun seseorang akan dapat
khusyu' bila mana dia dapat memahami ayat yang sedang dibacanya. Karena,
sebenarnya inti dari tujuan membaca Al-Quran adalah bagaimana kita
dapat membacanya dengan baik, memahami ayat yang kita baca,
mantadaburinya dan khusyu’ saat membacanya. Kemudian kita mohon kepada
Allah SWT agar diberikan kemampuan untuk dapat melaksanakan isi dan
kandungan Al-Quran dalam kehidupam sehari-hari secara optimal.
Semoga uraian ini dapat membuat
kaum Muslimin pada umumnya semakin bertambah cinta kepada Al-Quran dan
dapat membuat kita bertambah khusyu’ saat membacanya. Dan juga dapat
memberikan atsar (pengaruh) yang positif dalam diri kita, berupa
perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dalam menjalani hidup dan
kehidupan di dunia sehingga kita memperoleh dua kebaikan sekaligus,
kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Wallahu a’lam bishshawab
0 komentar:
Posting Komentar