Seperti biasa aku duduk di sudut horizontal yang mengarahkanku ke
pelataran kata yang berembun Memandang kabut berselimut kalut melukis
birumu yang semakin redup dihembus debu kemunafikan Bersama kepulan asap
kemarau yang semakin menyesakkan dada, sedikit meredam jemawa hati
untuk mengutarakan kata-kata yang tak pantas mungkin lagi untuk saat
ini..
Angin menelusup ke
jantung lewat tirai yang sudah lapuk karena sikapmu yang kalang kabut.
Sudah barang tentu, kesal selalu mengerutkan kening bila engkau
bercengkrama tentang kebenaran yang hanya ditulis lewat polemik
berkepanjangan..
Batukku menanah, setiap menyimak kelu
bibirmu berdalih, "Aku berbuat untukmu yang tidak berdaya".Carik carik
janji yang membentuk prasasti penguasa perlente menyeringai ke aku
disetiap merengek.Tak perlu kau katakan lagi, karena seribu tahun aku
hidup berarti melanjutkan episode sajak telenovele kamuflasse yang
dilakoni pemeran itu-itu melulu.Basi, bila aku mencicipi secangkir kopi
sandiwara di layar siluet mukamu yang memiliki berratus cadangan topeng
ronggopati..
Begini saja, aku tutup jendelaku yang masih
temaram, atau kau yang mengganti tenungku tentang kepastian. Tanpa ada
transaksi yang saling menguntungkan, beranikah kau tinggalkan
keglamouran, seperti aku yang sekarat di sudut angkuhmu yang semakin
menampakkan kegetiran..
Tengah hari, ketika matahari
angkuh merengkuh tubuhAwan berkhianat kepada langit, seraya meneriaki
bumiyang tergopoh tanpa kawan penyangga badan; rapuh.Aku terlanjur kuyup
di panas hari, demi kamu yang bersemayamdi tengah gelisahdi himpit
ruangdan segah anganWahai perinduaku guyur tunggumudengan pengorbanan.
Setengah malam datang engkau pun terngiang rayuan percumbuan di Jum'at Agung deras hilir keringat terasa mencipratke firasatku..
Aku
tergugah untuk membasuh muka lalu kupersembahkan kidung Tuhan di
seperempat bulan meskipun berupa semburat semoga engkau terbenam dalam
tenang..
Kutulis semata untukmu yang merintih di buaian dekap dariku yang merupa kelangkang pelukan..
Bhahahahahahahaha...
Kau cipta sendiri kutukan malam yang bergelanyut menghantui manipulasi fikiran siang
0 komentar:
Posting Komentar