aku pilih malam dengan sebatang lilin saja merefleksikan
kesederhanaan rindu menyendiri memandang bukit dengan bulan jatuh
bersenandung menyanyikan lagu kekasihmembebaskan camar dengan sayapnya
patah
suara bergaung malam dan air matasudah menjadi kaburmenjadi
kertas buram tergores tinta hitammembangun rentetan bara apiditerpa
angin membadai di tengah belantara
malam dengan rembulan gamang mencemaskan bintang gemetar menghadapi waktu sebab tak ada lagi cahaya dan isyarat yang membelai
dengan kesederhanaan rindu aku bayangkan pintu-pintu membuka kepada pertemuan yang selalu menggetarkan dada.
burung
malam tanggalkan bajunya di ambang pintu terbang lepas menari-nari
menggoda para lelaki petualang dengan bayangan bulan yang cemburu
burung
malam bebas lepas mengembaradi lorong sudut-sudut kota yang paling
kelam memainkan tarian berselendang pisau yang menikam ke jantung dan
lehernya sendiri
burung malam terbang menabrak angin membakar
waktu tak peduli hari sudah lama maticerita burung malam mengusik mimpi
malamku dia datang berenang-renang dalam darahkumenggoda penaku
melangkah ke rimba puisi paling hitamrumah penghinaan jiwa terjual
beribu
cerita ditulis beribu burung malam telah mengorbankan dirinya di
tungku-tungku pembakaran demi mulut dan perut yang berteriak lapar !
burung malam korban jaman tak bisa menggapai langit terpuruk di rimba
gelap cahaya.. hati redup dan mati menikam keadaan..
0 komentar:
Posting Komentar