728x90 AdSpace

  • LATEST NEWS

    Sabtu, 08 November 2014

    Rekaos

    aku pilih malam dengan sebatang lilin saja merefleksikan kesederhanaan rindu menyendiri memandang bukit dengan bulan jatuh bersenandung menyanyikan lagu kekasihmembebaskan camar dengan sayapnya patah
    suara bergaung malam dan air matasudah menjadi kaburmenjadi kertas buram tergores tinta hitammembangun rentetan bara apiditerpa angin membadai di tengah belantara
    malam dengan rembulan gamang mencemaskan bintang gemetar menghadapi waktu sebab tak ada lagi cahaya dan isyarat yang membelai
    dengan kesederhanaan rindu aku bayangkan pintu-pintu membuka kepada pertemuan yang selalu menggetarkan dada.
    burung malam tanggalkan bajunya di ambang pintu terbang lepas menari-nari menggoda para lelaki petualang dengan bayangan bulan yang cemburu
    burung malam bebas lepas mengembaradi lorong sudut-sudut kota yang paling kelam memainkan tarian berselendang pisau yang menikam ke jantung dan lehernya sendiri
    burung malam terbang menabrak angin membakar waktu tak peduli hari sudah lama maticerita burung malam mengusik mimpi malamku dia datang berenang-renang dalam darahkumenggoda penaku melangkah ke rimba puisi paling hitamrumah penghinaan jiwa terjual
    beribu cerita ditulis beribu burung malam telah mengorbankan dirinya di tungku-tungku pembakaran demi mulut dan perut yang berteriak lapar ! burung malam korban jaman tak bisa menggapai langit terpuruk di rimba gelap cahaya.. hati redup dan mati menikam keadaan..
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: Rekaos Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top